Minggu, 07 Agustus 2011

Tips Wawancara untuk Lolos Melamar Pekerjaan

 Dalam proses seleksi melamar pekerjaan, wawancara sering kali dianggap mudah. Namun dalam sesi wawancara beberapa orang gagal mendapatkan pekerjaan yang didambakannya. Untuk itu sesi wawancara harus dipersiapkan dengan sunguh-sungguh.
Berikut tips rahasia sukses wawancara saat melamar pekerjaan;
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.

2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, “Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua.”

3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.

4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.

5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat ‘positif’, misalnya bahwa Anda tidak melihat ada ‘ruang’ di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.

6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah

7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat – apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.
Apa yang menjadikan seseorang selalu sukses untuk menggapai impiannya? Tampil beda dan memiliki keunggulan komperatif mungkin salah satu yang menjadikan Anda selalu berada di dalam posisi terdepan!
Termasuk dalam meraih karier dan mengungguli orang lain dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Ada beberapa trik atau strategi yang perlu disiapkan agar Anda sukses dalam melewati tahapan untuk mengejar karier yang diidam-idamkan.
Modal nekat saja, pasti tak cukup.. Di sini juga anda bisa menemukan beberapa lowongan kerja yang mungkin tak ada salahnya jika anda mencobanya. (tslb)



Parenting

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Hubungan orang tua dan anak kian berjarak. Di Inggris, ada fenomena menarik: anak usia lima tahun tak tahu nama depan mereka, saking tak pernah hal-hal semacam itu diobrolkan dengan orang tua mereka. Bagaimana menjadi seorang ibu atau ayah yang lebih baik? Berikut kiat sebuah organisasi think tank Inggris yang mengkampanyekan pentingnya menjadi ortu yang lebih baik:

Setiap hari, orang tua harus didorong untuk membaca untuk anak-anak mereka selama 15 menit dan berbicara dengan mereka selama 20 menit sementara televisi dimatikan.
Mereka juga harus memuji anak-anak mereka jika mereka melakukan hal-hal baik dan sering bermain dengan mereka di lantai selama sepuluh menit dan memberikan makanan bergizi.
Penulis laporan, Chris Paterson, mengatakan bukti ilmiah menunjukkan bahwa apa yang orang tua lakukan dengan anak-anak mereka sangat penting dalam perkembangan otak dan keterampilan anak.
"Ada juga bukti kesenjangan yang signifikan  antara orang tua yang melakukan langkah sederhana di atas dengan yang tidak," katanya.
Orang tua, katanya, juga  harus mempelajari perkembangan anak karena  mereka akan tidak secara 'otomatis' tahu apa yang harus dilakukan.
Sarannya ini sebenarnya bagus dan masuk akal. Namun di Inggris, menjadi persoalan ketika negara menyarankan orang tua untuk melakukan sejumlah langkah memperbaiki hubungan dengan anak. Mereka membacanya sebagai campur tangan negara pada proses parenting sebuah keluarga.

Konsep PDAC


Seringkali kita menghadapi masalah pekerjaan di tempat kerja yang seolah olah tidak pernah selesai, bahkan beban pekerjaanpun tiap hari terasa semakin menumpuk padahal kita merasa sudah bekerja dengan sebaik-baiknya. Lalu apa yang semestinya kita lakukan..? Bagaimana kita mengatasi masalah ini? Benarkan kita sudah bekerja dengan sebaik-baiknya? 
Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem solving yang bisa diterapka ditempat kerja kita yaitu imenggunakan pendekatan P-D-C-A sebagai proses penyelesaian masalah. Dalam bahasa pengendalian kualitas, P-D-C-A dapat diartikan sebagai proses penyelesaian dan pengendalian masalah dengan pola runtun dan sistematis. Secara ringkas, dapat dijelaskan sebagai berikuti:
1. P (PLAN = Rencanakan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem.

2. D (DO= Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti kerjaan akan bertambah banyak..

3. C (CHECK=Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjaan, sudahkan sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.

4. A (ACT = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjaan masih ada yang kurang atau belum sempurnya, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.
Nah, bagaimana dengan Anda, apakah di perusahaan Anda sudah melakukan hal yang serupa? 
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk sahabat-sahabat semua..
Selamat berkarya dan salam sukses..