Jumat, 03 Juni 2011

Tabir (Kultwit Salim A Fillah)

  1. Tersyarah dari khuthbah Jumat; Ibrahim ibn Adham mengingatkan kita akan 10 perkara yang bisa menjadi#Tabir bagi kemesraan dengan Allah.
  2. Pertama; kita mengaku mengenal Allah, tapi melalaikan hak-hak yang harus kita tunaikan kepadaNya. Apakah hak Allah atas hamba itu? #Tabir
  3. Mu’adz ibn Jabal ditanya Sang Nabi, “Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas hambaNya dan hak sang hamba atas Rabbnya?” #Tabir
  4. Mu’adz menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Nabipun menjelaskan, “Hak Allah atas hambaNya adalah agar Dia disembah..” #Tabir
  5.  ”..tanpa disekutukan dengan siapapun. Dan hak hamba kepada Rabbnya adalah; Dia takkan mengadzab & justru mengaruniakan nikmat..” #Tabir
  6. “..kepada mereka yang memurnikan peribadatan kepadaNya.” (HR Al Bukhari & Muslim) #Tabir
  7. Yang kedua; kita membaca Al Quran, tetapi tak mengamalkan pesan-pesannya. #Tabir
  8.  Allah berfirman; “Al Quran ini, adalah penjelasan bagi manusia, juga petunjuk dan nasehat bagi orang-orang bertaqwa.” (QS 3: 138) #Tabir
  9. Seakrab apa tingkat kedekatan & sebaik apa perlakuan kita terhadap Al Quran; setinggi itu pula pemuliaan yang Allah karuniakan. #Tabir
  10. Al Quran ini firmanNya; tetapi ada yang memperlakukannya sebagai buku tak terpedulikan seperti dikeluhkan Sang Rasul (QS 25: 30) #Tabir
  11. Maka Allah-pun tak peduli padanya. Di tingkat berikutnya, ada insan yang menjadikan Al Quran sekedar sebagai bayan (keterangan). #Tabir
  12.  Ini seperti kalau berwisata; kita membaca sebuah booklet tourism guide, tapi tak beranjak dari kamar hotel. Sekedar berkata “Oo!” #Tabir
  13.  Ada nan memperlakukan Al Quran dengan cara itu; setinggi-tingginya hanya sumber informasi. “O, ada cerita ini. O ada aturan ini.” #Tabir
  14. Di tingkat selanjutnya, mukmin memperlakukan Al Quran sebagai petunjuk; seperti kita membawa peta & tourism booklet keluar hotel. #Tabir
  15. Kita menempuh perjalanan, mengenali tanda, menyusuri peta, memghindari bahaya, & mendatangi tujuan; dengan panduan booklet itu.#Tabir
  16. Sungguh selamatlah yang demikian. Tetapi mereka yang menemukan kelezatan kemesraan dengan Allah melalui Al Quran ialah yang ke-3. #Tabir
  17. Yakni mereka yang jadikannya penasehat pribadi, sarana curahkan isi hati, berbincang mesra pada KhaliqNya, mengambil daya jiwa. #Tabir
  18.  #Tabir ke-3 yang menghijab kita dari kemesraan dengan Allah ialah; menyadari bahwa syaithan itu musuh tapi mengikuti langkah-langkahnya.
  19.  Garis besarnya, langkah syaithan ada 2: a> Tadhlil (penyesatan) b> Labsul Haq bil bathil (mencampuraduk kebenaran & kebathilan) #Tabir
  20. Penyesatan ini banyak jenisnya; beserta contohnya pernah kita bahas dalam KulTwit #LangkahSyaithan http://bit.ly/dKwA7i> #Tabir
  21. Sedikit menyegarkan ingatan; di antaranya WAS-WAS. Maknanya membisikkan hal-hal mengkhawatirkan jika seorang hamba taati Allah. #Tabir
  22.  Contoh; Was-was Adam & Hawa, “Allah mencegahmu dari pohon itu, sebab Dia tak ingin kalian menjadi malaikat atau makhluq abadi.” #Tabir
  23.  Lalu NISYAN (lupa). Kita dibuat lupa dari tuntunan, lupa membalas jasa, lupa mengerjakan kebaikan, lupa menunaikan kewajiban. #Tabir
  24.  Kemudian TAMANNI. Artinya menanam angan-angan. Dilakukan syaithan agar kita sibuk dalam bayang-bayang, tak beramal di kenyataan. #Tabir
  25.  Contoh dari TAMANNI ialah; pemuda jadi lebih dikuasai bayangan indahnya hubungan, bukan sibuk persiapkan kemampuan untuk menikah.#Tabir
  26. Lalu TAZYIN (menghias) pemikiran, ucapan, & perbuatan; yang busuk jadi wangi, yang hina tampak mulia, yang nista terlihat cantik. #Tabir
  27. Contoh Tazyin yang dilakukan syaithan; zina itu bukan kejahatan asalkan saling mencintai. Riba disebut bunga. Bermaksiat itu HAM. #Tabir
  28. Selanjutnya WA’D (berjanji) yang tentu saja palsu. Insan diseret pada kesesatan dengan manis, lalu syaithan ingkar. (QS 14: 22) #Tabir
  29. Adalagi KAID (tipudaya). Syaithan membangunnya untuk menggerakkan musuh keimanan melakukan kerusakan. Tipudaya lemah. (QS 4: 76) #Tabir
  30. Ada juga TASWIF (menundakan). Nanti saja shalatnya. Nanti saja sedekahnya kalau sudah kaya. Nanti saja ibadahnya kalau sudah tua. #Tabir
  31. Terakhir TAKHWIF (menakuti). Jangan aktif di Rohis nanti jadi teroris. Jangan rajin ke masjid nanti ditangkap. Jangan berjilbab.. #Tabir
  32. ..nanti susah jodoh & sulit pekerjaan. Tak usah membenahi kantor yang korup, karena nanti dijebak anak buah & ditangkap KPK. #Tabir
  33. LABSUL HAQ BIL BATHIL; jika kejahatan tak lagi memikat, yang lebih menghanyutkan ialah mencampurnya dengan unsur-unsur kebenaran. #Tabir
  34.  Contoh; tetap memakai dalil, tapi maknanya disimpangkan; mentafsir abai kaidah; menyelenggarakan acara yang seakan bernuansa.. #Tabir
  35.  ..keagamaan, tapi ujungnya kemaksiatan. Membawakan motivasi & terapi yang sebenarnya berunsur kesyirikan, tapi diberi dalil, dst. #Tabir
  36. Kembali ke pokok perbincangan;#Tabir ke-4 yang menghalangi kemesraan dengan Allah; mengaku mencintai Nabi tapi enggan pada sunnahnya.
  37.  ”Bercukup-cukup dengan sunnah, jauh lebih selamat & mulia daripada berpayah-payah dalam bid’ah.” -’Abdullah ibn Mas’ud- #Tabir
  38. Sunnah meliputi; perkataan, perbuatan, kebiasaan & persetujuan Nabi. Soal ‘ibadah, mu’amalah, sampai hal pribadi ie. penampilan. #Tabir
  39.  Mengenali sunnah dan memperbuat sejauh apa yang kita mampu adalah tanda cinta paling utama pada Allah & RasulNya. (QS 3: 31) #Tabir
  40.  #Tabir ke-5 penghalang mesra kita denganNya adalah; takut pada neraka, tapi masih asyik tenggelam dalam kemaksiatan & dosa. #Tabir
  41. #Tabir terjadi jika hati menemukan kegembiraan dalam maksiat, menyesali kesempatan dosa terlewat, membayangkan nikmatnya hal terlaknat.
  42.  #Tabir kelima ialah sebaliknya; mengaku merindukan surga tapi malas & lemah, lambat & tertinggal dalam mengerjakan ‘amal-’amal shalih.
  43. Semoga kita dijaga dari #Tabir ke-4 & ke-5 yang oleh Ibn Al Jauzi disebut sebagai cacat dalam iman. Jadikan surga & neraka cambuk ‘amal.
  44.  #Tabir keenam yang menghalangi insan dari bermesra kepadaNya adalah; mengetahui bahwa maut itu pasti, tapi tak giat berbekal diri.
  45. Kematian telah tertulis; kapan, di mana, dengan cara apa. Tapi syukurlah kita tak tahu; maka kita mencita & mendoa yang terbaik. #Tabir
  46.  Di antara sekian peintah taqwa, ada yang dirangkai dengan “Dan jangan sekali-kali kamu mati, kecuali dalam berislam!” (QS 3: 102) #Tabir
  47.  Di antara sekian peintah taqwa, ada yang dirangkai dengan “Dan jangan sekali-kali kamu mati, kecuali dalam berislam!” (QS 3: 102) #Tabir
  48.  Tanpa henti, jangan jeda. Sebab kata Al Ghazali, “Al Mar-u yamuutu ‘alaa maa ya’isyu ‘alaihi. Seseorang akan mati di atas apa…” #Tabir
  49. “..yang dia jalani hidupnya di atas itu.” Maka benarlah Sang Nabi, “‘Amal yang disuka Allah ialah yang sinambung, walau sedikit.” #Tabir
  50. Sebab kematiann datang di waktu & tempat tak dinyana, dengan kebajikan sinambung, peluang husnul khatimah insyaaLlah tinggi. #Tabir
  51. “Jangan sekali-kali mati, kecuali..” (QS 3: 102). Mati ini tonggak penilaian amal sepanjang hayat; “Innamal a’malu bil khawaatim” #Tabir
  52. “Sesungguhnya ‘amal-’amal ternilai di penutupnya.” Dan cara mengupayakan pamungkas terbaik itu adalah dengan terus berkebaikan. #Tabir
  53. Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, pernah punya muadzin legendaris; H. Sahid Djososoewito. Hidup & wafatnya sama-sama legendaris. #Tabir
  54.  Pak Sahid selalu pertama hadir ke Masjid & terakhir meninggalkannya; membuka-tutup pintu-jendela, menyala-matikan lampu, & adzan. #Tabir
  55.  Yang paling khas dari beliau adalah adzan awalnya yang bernada tembang Jawa, terkumandang 1 jam sebelum Shubuh. Seperti Bilal. #Tabir
  56. “Lanjutkan sahur jika mendengar Bilal , berhentilah jika mendengar Ibn Ummi Maktum . Pak Sahid dua-duanya. #Tabir
  57. Di usianya yang ke-75, beliau istiqamah. Satu hari jelang ‘Ashr, saat bercengkerama dengan jama’ah lain di jalan menuju Masjid.. #Tabir
  58.  ..tiba-tiba beliau jatuh terkulai. Usai diperiksa, Dokter menyatakan, “Dia jatuh karena meninggal. Bukan meninggal karena jatuh.” #Tabir
  59. Ruhnya diangkat saat kakinya menempuh perjalanan ke rumah Allah, sebagaimana keseharian hidup yang telah dibiasakannya. #Tabir
  60.  Kisah berikut dibawakan Al Ghazali; tentang seorang Da’i & Ahlil Quran, begitu mulia dengan KalamuLlah selalu meningkahi hidup. #Tabir
  61.  Satu hari, di depan para murid, keluarga, & sahabat, dia memperdengarkan dengan merdu ayat-ayat suci. Di QS 36: 24, dia terkulai.#Tabir
  62.  Sang Qari’ berakhlaq mulia itu wafat diiring tangis ratap seluruh handai-taulan. Bukan kematian itu yang mereka sesalkan. Bukan. #Tabir
  63.  Mereka sedih sebab Qari’ itu justru wafat di kala membaca, “Sesungguhnya aku, jika demikian, berada dalam kesesatan yang nyata!” #Tabir
  64.  Mengapa harus ayat itu (QS 36: 24)? Bukankah ayat itu adalah tanda akhir yang buruk? #Tabir
  65. Berhari-hari, perkabungan & sesal handai taulan serasa mengiris hati & menyesakkan dada; hingga datanglah seorang ‘Alim ternama. #Tabir
  66.  Wajah ‘Alim yang dikenal sebagai karib sang Qari’ ini berseri-seri. “Berbahagialah, jika mimpiku benar, alangkah beruntungnya!” #Tabir
  67. Ada apa kah? Sang ‘Alim menuturkan bahwa semalam dia mimpi bertemu Sang Qari’ yang berada dalam keadaan indah & mulia di sisiNya. #Tabir
  68.  ”Aku bertanya padanya”, ujar sang ‘Alim, “AlhamduliLlah, mendapatimu dalam keadaan baik & terpuji. Tapi ceritakanlah. Bukankah..” #Tabir
  69.  ”..kau dimatikan saat sedang membaca ‘Sesungguhnya aku jika demikian berada dalam kesesatan yang nyata”, hingga kami bersedih?” #Tabir
  70.  ”Betul”, ujar sang Qari, “Tapi Allah telah menjadikan KalamNya sebagai kebiasaanku & mengistimewakannya untukku hingga kubawa..” #Tabir
  71.  ”..ke dalam kuburku.” Sang ‘Alim bertanya, “Maksudnya?” Jawab si Qari’, “Saat kalian meninggalkanku dalam kesunyian kubur..” #Tabir
  72. “..datanglah 2 malaikat yang kusangka akan menanyaiku. Maka kusambut mereka dengan melanjutkan tilawahku yang terputus kematian.”#Tabir
  73.  ”Sebab saat mati aku sampai di (QS 36: 24), maka aku langsung ke ayat berikutnya (QS 36: 25). Bunyinya: Sesungguhnya aku…” #Tabir
  74.  ”..telah beriman pada Tuhan kalian, maka dengarkanlah pengakuan imanku ini. Innii aamantu biRabbikum, fasma’uun..” #Tabir
  75. Ternyata, lanjut sang Qari’, kedua malaikat itu menjawab tilawahnya dengan ayat berikutnya (QS 36: 26): Qiiladkhulil Jannah! #Tabir
  76.  Artinya; “Dikatakan padanya, masuklah ke dalam surga!” Lalu si Qari’ melanjutkan ayat itu dengan penggal berikutnya & seterusnya. #Tabir
  77.  ”Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Sebab apa Tuhanku memberi ampun padaku & menjadikanku termasuk yang dimuliakan.” #Tabir
  78.  Kisah ini menakjubkan; andai benar alangkah indahnya. Andai tak benar, betapa cerdas pengarangnya! Tetapi pelajaran pentingnya… #Tabir
  79.  ..sesuai bahasan ke-6 dari #Tabirpenghalang kesmesraan ini, mari bangun kebiasaan baik, melestarikannya, jadikan bekal kematian. #Tabir
  80.  #Tabir ke-8 yang menghalangi dari bermesra denganNya adalah; kita suka mencari aib sesama, tapi lupa terhadap salah & kekurangan diri.
  81. Ingat, sesama mukmin itu cermin. Maknanya; jika dalam bayangan ada yang tak elok, yang berkaca-lah yang seharusnya berbenah. #Tabit
  82. Dalam Al Quran terjelaskan; perhatian berlebih terhadap aib sesama itu melahirkan zhann, tajassus, ghibah, saling olok, & fitnah. #Tabir
  83. Awal-awal prasangka. Kita suka merangkai cerita berdasar ia. Padahal sungguh; prasangka itu akdzabul hadits: kekata paling dusta. #Tabir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar